Minggu, 26 Desember 2010

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN





ILMU PENGETAHUAN


Ilmu pengetahuan (science) adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan kekuatan pikiran, pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu, yaitu:

1. Objektif
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

2. Metodis
adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

3. Sistematis
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.



4. Universal
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Teknologi



Menurut Walter Buckingham yang dimaksud dengan dengan teknologi adalah ilmu pengetahuan yang diterapkan ke dalam seni industri serta oleh karenanya mencakup alat-alat yang memungkinan terlaksananya efisiensi tenaga kerja menurut keragaman kemampuan.

Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :

a. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional

b. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
c. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis

d. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan

e. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung

f. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan

g. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

NILAI

Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.

Dalam filsafat, nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. nilai logika adalah nilai benar-salah

b. nilai estetika adalah nilai indah-tidak indah (jelek)

c. nilai etika/moral adalah nilai baik-buruk.


Menurut Notonegoro, nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

a. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.

b. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.

c. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.



KEMISKINAN

Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang. Masalah kemiskinan ini menuntut adanya suatu upaya pemecahan masalah secara berencana, terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu yang singkat. Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

a. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll

b. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha

c. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD

d. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas

e. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.

Fungsi kemiskinan

Jika kita menganut teori fungsionalis dan statistika (Davis), maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi:

1. Fungsi ekonomi : penyediaan dana untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas.

2. Fungsi sosial : menimbulakan altruisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan amal.

3. Fungsi kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antara sesama manusia.

4. Fungsi politik : sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk saling bersaing bagi kelompok lain.

Sumber:
-Drs. Abu Ahmadi. Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2009
-http://ocw.gunadarma.ac.id/
-http://id.wikipedia.org/wiki/
-http://www.andrepramanaputra.co.cc/

Pendapat :
Menurut saya kemiskinan adalah suatu keadaan yang dialami oleh seorang atau sekelompok orang yang tidak memiliki tempat tinggal, penghasilan yang dibawah rata-rata minimum,dan lain-lain. Kemiskinan dapat terjadi oleh beberapa faktor, seperti pendidikan yang rendah, sifat malas bekerja, dan tidak memiliki keterampilan. Menurut saya, cara untuk mengurangi angka kemiskinan antara lain dengan cara meningkatkan pendidikan dan menambah lapangan pekerjaan.

NAMA : Syauqi Zul Qiszthi
NPM : 56410793
KELAS : 1 IA 10

Sabtu, 25 Desember 2010

PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME

Perbedaan Kepentingan

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Pada umumnya secara psikologis ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan meskipun pembawaannya sama. Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :

a. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
b. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
c. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
d. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisis.
e. Kepentingan individu untuk dibutuhkan oleh orang lain.
f. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompok.
g. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
h. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.



Diskriminasi

Suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak diskriminatif terhadap ras yang diprasangkanya. Tetapi dapat pula yang bertindak diskriminatif tanpa disadari prasngka, dan sebaliknya seorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif. Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminatif adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespons baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui bila ia sudah bertindak atau bertingkah-laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah-laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak tampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri masing-masing.


Ethnosentrisme

Ethnosentrisme adalah suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Ethosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal, dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian ethnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpresikan atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaannya sendiri. Sikap ethnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes. Akibatnya ethnosentrisme penampilan yang ethnosentrik, dapat menjadi penyebab utama kesalahpahaman dalam komunikas. Ethnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi Chauvinis yang melahirkan Chauvinisme. Chauvinisme pernah dianut oleh orang-orang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa diri superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain; dan memandang bangsa-bangsa lain sebagai inferior, nista, rendah, dan sebagainya.


Pertentangan-pertentangan Sosial/Ketegangan Dalam Masyarakat





Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Dasar konflik berbeda-beda. Dalam hal ini terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu :

a. Terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat di dalam konflik

b. Unit-unit terseut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan.

c. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.

Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkup yang luas, yaitu masyarakat.

1. Pada taraf di dalam diri seseorang
2. Pada taraf di dalam kelompok
3. Pada taraf masyarakat

Para penulis seperti Berstein, Coser, Follett, Simmel,Wilson dan Ryland memandang konflik sebagai sesuatu yang tidak dapat dicegah timbulnya, yang secara potensial dapat mempunyai kegunaan yang fungsional dan destruktif(Berstein,1965). Konflik mempunyai potensi untuk memberikan pengaruh yang positif maupun negatif dalam berbagai taraf interaksi manusia.
Adapun cara-cara pemecahan konflik-konflik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Elimination
Pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat didalam konflik, yang diungkapkan dengan : kami mengalah atau kami keluar

2. Subjugation atau Domination
Orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.

3. Majority Rule
Suara terbanyak yang akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.

4. Minority Consent
Kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan, dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.

5. Compromise(kompromi)
Kedua atau semua sub kelompok yang terlibat didalam konflik, berusaha mencari dan mendapat jalan tengah (halfway).

6. Integration(integrasi)
Pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak. Cara ini merupakan cara pemecahan konflik yang paling dewasa(Albert Bandura, 1969).

Golongan-Golongan Yang Berbeda Dan Integrasi Sosial
a. Masyarakat majemuk dan nasion Indonesia
b. Integrasi
c. Integrasi Sosial

INTEGRASI NASIONAL

Integrasi Nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara atau nation yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Beberapa negara yang terdiri setelah Perang Dunia II ternyata banyak yang tidak mampu mengintegrasi berbagai golongan dalam masyarakatnya. Contohnya:

- Perang Saudara yang terjadi di Nigeria terjadi karena Nigeria tidak berhasil mengintegrasikan suku-suku bangsa Hausa, Fulani, Ibo dan Yoruba, sehingga lahirlah negara baru yang menamakan diri Republik Baifara.

- Ketidakmampuan India mempersatukan seluruh wilayahnya, melahirkan Negara Pakistan. Ketika wilayah timur memberontak, pakistan tidak mampu mempersatukan kedua wilayah itu sehingga pada tahun 1971 lahirlah Bangladesh.

- Amerika Serikat, Canada dan Australia menghadapi masalah integrasi bangsa-bangsa imigran.

Demikianlah bentuk-bentuk permasalahan yang disebabkan oleh masalah integrasi ini. Menghadapi masalah integrasi ini sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio kultural nation state yang berbeda pula. Sehingga masalah integrasi ini cenderung diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan dan ada yang menempuh strategi politik yang lebih lunak.

SUMBER : Drs. Abu Ahmadi. Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2009

Pendapat
menurut saya, ethnosentrisme adalah suatu sikap yang menganggap nilai dan norma kebudayaan sendiri lebih baik daripada kebudayaan lain. Sikap ini sering membuat kesalahpahaman dan sering kali dilakukan tanpa sadar.


NAMA : Syauqi Zul Qiszthi
NPM : 56410793
KELAS : 1 IA 10